Bengkayang Kalbar || DK – Sebuah video viral memperlihatkan truk tangki Pertamina tengah melakukan aksi dugaan penyimpangan atau yang kerap disebut “kencing” BBM di ruas Jalan arah Bengkayang, tepatnya di Desa Tunang, Tikalong, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, pada Kamis (4/1/2025).
Menurut informasi yang dihimpun tim investigasi, minyak dari truk tangki berkapasitas 8 ton tersebut disinyalir dicuri dengan cara membuka segel resmi tangki BBM. Minyak tersebut kemudian dijual kepada seorang penadah yang diketahui bernama Peros alias Peres. Praktik ini diduga dilakukan secara terorganisir dan sistematis.
Aksi tersebut semakin menguatkan keluhan dari sejumlah pengusaha SPBU yang sebelumnya sering melaporkan kehilangan beberapa puluh liter BBM dari D.O. pemesanan. Hal ini jelas merugikan para pengusaha SPBU dan menimbulkan dampak buruk berupa berkurangnya kepercayaan kepada pihak Pertamina dan BUMN.
Ketika salah satu awak media mencoba mengonfirmasi langsung pihak penadah terkait kejadian ini, tidak ada respons yang diterima. Di sisi lain, muncul dugaan keterlibatan oknum media tertentu yang diduga membekingi aktivitas ilegal tersebut. Oknum berinisial GN, yang diklaim berasal dari media besar nasional, disebut sempat mempertanyakan maksud dan tujuan konfirmasi investigasi yang dilakukan oleh tim media lainnya.
“Bos, ini saya GN dari Karangan, saya mau konfirmasi, maksud komunikasi kamu ini apa? Meneror orang sembarangan?” tulis GN dalam sebuah pesan WhatsApp.
Namun, saat dimintai penjelasan lebih lanjut terkait pernyataan tersebut, GN tidak memberikan jawaban. Pihak penadah, yang dikonfirmasi oleh awak media, juga membantah adanya intimidasi atau intervensi dari pihak investigasi.
“Maaf, saya cuma bertanya apakah dia kenal dengan abang,” ujar penadah melalui pesan WhatsApp.
Dengan adanya dugaan perlindungan oleh oknum tertentu, tim investigasi media menduga praktik ini terus berlangsung tanpa pengawasan yang memadai. Hal ini menimbulkan kerugian besar bagi para pengusaha SPBU sekaligus mencoreng kredibilitas Pertamina sebagai perusahaan milik negara.
Laporan: Tim Investigasi
Liputan: Af. kaperwil