SUNGAIPENUH, Detakkeadilan.Com — Merasa pernyataan Alfin menyengat “Tiga puluh tahun Kota Sungaipenuh jauh lebih cantik daripada hari ini” membuat ‘merah kuping’ Incumbent. Fakta nyata itu, dibalas menyebutkan Alfin tidak paham bahwa usia Kota Sungaipenuh baru 16 tahun.
Menanggapi berita miring itu Alfin tertawa “Rendah kelasnyo. Kalau usia Kota Sungaipenuh secara otonom ya 16 tahun. Kota ini lahir berdasarkan Undang-Undang RI nomor 25 tahun 2008,” kata Alfin. Senentara Kota Sungaipenuh sebagai ibu Kota Kerinci sudah ada sejak Kabupaten Kerinci didirikan pada 10 November 1958 dengan dasar hukum UU No. 58 Tahun 1958. Kota Sungaipenuh juga pernah menjadi ibukota Pesisir Selatan Kerinci (PSK).
Tujuan dimekarkan, untuk kesejahteraan masyarakat, agar kota ini tertata dengan baik. Anggarannya pun ada, infrastrukturnya ada. Kenapa kota ini tidak maju dan mundur ke belakang. Karena salah kelola.
Ferry salah satu inisiator pendiri Kota Sungsipenuh juga menyentil penilaian sdr. Desrianto Khudri yg baru beberapa hari ini bergabung dengan Ahmadi Zubir yg menyatakan AZ lebih berkelas itu tidak mendasar.
“Saya lebih paham dan kenal AZ daripada yang bersangkutan karena saya ikut andil mengantar AZ ke kursi Walikota itu.. jadi mohon maaf kalau penilaian saya AZ itu gagal total.
“Silahkan yang bersangkutan atau timnya sebut program dan janji Ahmadi yang berhasil, “tegasnya.
Arfensa Salah salah satu birokrat ulung Kerinci dan Kota Sungaipenuh geleng-geleng kepala atas pemahaman kerdil tim Ahmadi Zubir tentang makna yang disampaikan Alfin ” Kota Sungai Penuh 30 tahun yang lalu itu lebih cantik” .
Menurut Arfensa, dia saksi hidup kota ini pernah meraih Adipura sebagai kota terbersih di Indonesia. “Adipura itu yang dinilai kotanya. Berarti Kota Sungaipenuh itu sudah lama ada. Kalau kota otonom ya… baru 16 tahun, ” papar Arfensa mantan Kadis Tata Kota dan Kebersihan Kabupaten Kerinci.
Yang disebutkan Alfin adalah fisik kota. Sejak kota ini ditingalkannya 30 tahun lalu kondisinya jauh lebih bagus dan cantik. Dan semasa Arfensa Kadis Kebersihan dapat penghargaan Adipura.
“Kini apa…?” ujar Arfensa dengan nada bertanya. Sampah berserakan, kota amburadul. Karena salah kelola. (Jn)